Budaya Yang Menyebabkan Kemiskinan

Budaya kemiskinan
Budaya itu bagaimanapun merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik itu sebagai hal yang berharga sehingga harus di kerjakan, maupun sebagai suatu yang tidak berharga sehingga harus dijauhi. Budaya harus kita dekati, tetapi jika kita gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita sendiri. Budaya disamping membawa kemuliaan juga membawa kemudaratan.

Salah satu dari dampak budaya yang tidak kita inginkan adalah adanya kemiskinan. Kemiskinan sering di identifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok. Seperti pangan, kesehatan, sandang dan papan. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya. (Siswanto, 1988). Kemiskinan yang bagaikan penyakit yang harus diberantas, tidak selalu membawa hasil dikarenakan masalah ini memang sangat kompleks.

Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan diantara penyebabnya antara lain:
  1. Terbatasnya Sumber Daya Alam.
    Sumber daya alam pada hakikatnya adalah karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah semua benda  baik yang ada dipermukaan tanah atau yang tersimpan didalamnya untuk dipergunakan dalam proses produksi (Soelistijo, 1984). sumber daya alam ini merupakan salah satu ukuran kekayaan suatu bangsa atau Negara. Walaupun begitu bukan berarti bahwa Negara yang menopang banyak sumber daya alam akan menjadi makmur. Tentu tidak hal ini masih memerlukan pengolahan yang baik. Pengolahan yang kurang baik, selain tidak dapat memberikan manfaat yang optimal juga tidak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
  2. Terbatasnya Sumber Daya Manusia
    Suber daya manusia yang sangat rendah juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan karena di daerah atau Negara yang sumber daya manusianya sedikit walaupun karya sumber daya alamnya ia tetap tidak dapat menikmati sumber daya itu. Jadi untuk menciptakan sebuah memakmuran harus mempunyai sumber daya manusa untuk mengelola sumber daya alam itu sehingga dapat dikelola dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
  3. Terbatasnya Barang Modal.
    Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat berbuat banyak. Kalaupun suatu Negara cukup kaya suber daya alam dan cukup tersedia sumber daya manusianya, tetapi apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaannya itu belum bisa diambil manfaatnya. Karena barang modal merupakan alat untuk mengelola kekayaan yang dimiliki. Bagaimana sumber daya manusianya dapat berbuat kalau alamnya tidak ada? Barang modal sebagai factor produksi harus ada, disamping sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hilangnya salah satu dari ketiga komponen menyebabkan tidak berjalannya produksi.
  4. Rendahnya Produktivitas.
    Kemiskinan suatu Negara dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan barang modal. Sumber daya manusia yang dimilikinya tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar ketinggalannya dari Negara maju, karena priduktivitasnya sangat rendah. Bagi Negara yang produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyatnya, sehingga ia selalu berada dalam kekurangan. Agar sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan tambang yang tidak diperbaharui, penggunaannya diatur pada batas-batas tertentu agar tidak habis dalam waktu yang relative singkat. Adapun sumber daya alam yang dapat diperbaharui harus tetap dijaga kelestariannya.
  5. Rendahnya Pendidikan
    Seringkali kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Di Negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup tinggi, sebaliknya di Negara miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangat rendah. Itulah sebabnya sumber daya manusiannya tidak mempunyai keahlian atau keterampilan yang cukup berperan dalam pembangunan bangsa. Usaha untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur denganbelum tersedianya sarana dan dana. Sebaliknya, kalau tidak diusahakan peningkatan keterampilan atau kecakapan rakyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah tersedia tenaga-tenaga terampil dan kemampuan untuk menggerakan bangsa dan negaranya.
Budaya sebagai karya manusia yang mengandung nilai-nilai tertentu yang kadang kala mengisyaratkan ide-ide dan konsep-konsep kehidupan pada kelompok atau masyarakat tertentu, dengan perkembangannya di harapkan mampu memberikan asas manfaat yang lebih baik kepada kita, dan bukan memberikan suatu ancaman dan malapetaka bagi kehidupan kita.

Sumber: Skripsi, Rudini, "Lingkungan Pendidikan Islam", STAIN Kendari, 2010.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak